Mila Blog - Di sebuah desa di pinggir hutan, hiduplah sepasang suami istri. Sang suami bekerja sebagai tukang bambu, sedangkan sang istri bertugas mengurus rumah.
Meskipun sudah lama menikah, tapi mereka belum juga dikaruniai anak.
Setiap hari, pasangan suami istri itu berdoa kepada Tuhan agar segera diberi anak.
"Tuhan, kabulkanlah keinginan kami. Kami ingin memiliki anak, untuk melengkapi keluarga Kami. Kami berjanji, akan merawatnya dengan sepenuh hati," doa suami istri itu.
Untuk mengobati rasa rindu akan kedatangan seorang anak, kedua suami istri itu selalu menyayangi anak-anak di desanya. Mereka berharap, Tuhan akan tahu bahwa mereka sangat menyayangi anak-anak.
Suatu hari, sang suami sedang mencari bambu di hutan. Ia menebang bambu satu per satu. Ketika sampai ke bambu terakhir, tiba-tiba ada cahaya yang sangat terang dari sana.
Sang suami pun penasaran. Ia mengambil bambu itu. Olala, ternyata ada bayi mungil di sana. Sang suami pun kaget, sekaligus merasa sangat senang.
Sang suami bergegas membereskan semua bambu, lalu pulang ke rumah. Ia ingin segera menunjukkan bayi itu kepada istrinya. Alangkah bahagianya sang istri begitu melihat sang suami pulang dengan membawa bayi.
"Mungkin ini jawaban atas doa kita selama ini, istriku," kata sang suami.
"Terima kasih, Tuhan. Engkau telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk merawat anak perempuan ini," ucap istri, merasa amat bersyukur.
Ya! Bayi yang mereka temukan adalah bayi perempuan. Karena bayi itu ditemukan di bambu, suami istri itu menamai bayi tersebut Putri Bambu.
"Kami akan merawat Putri Bambu dengan kasih sayang. Kami tidak akan mengecewakanMu, Tuhan," ujar sang suami, tak kalah bersyukurnya kepada Tuhan.
Sejak saat itu, mereka hidup bahagia bersama Putri Bambu. Itulah kekuatan doa yang tulus dari sepasang suami istri.
Putri Bambu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik.
Ia juga sangat baik dan suka menolong.
Ia telah dididik dengan baik oleh kedua orang tuanya.
Kecantikan dan kebaikan hati Putri Bambu terkenal ke seluruh penjuru negeri.
Banyak pangeran yang ingin datang meminangnya.
Tapi, Putri Bambu tak mau menerima pinangan pangeran-pangeran itu.
Sepanjang hari, Putri Bambu memikirkan bagaimana caranya menolak pinangan pangeran tanpa menyakiti hati mereka.
Ia juga takut, jikalau keselamatan kedua orang tuanya terancam.
Akhirnya, Putri Bambu memberi syarat kepada pangeran yang ingin meminangnya.
Namun, syarat itu mustahil untuk dipenuhi.
Alhasil, tidak ada satu pun pangeran yang mampu memenuhi syarat tersebut.
"Anakku, kenapa kau memberikan syarat yang begitu sulit dipenuhi? Tidakkah engkau ingin menikah?" tanya sang ayah suatu ketika. Ia heran dengan yang dilakukan Putri Bambu.
"Ayah, aku masih ingin tinggal di sini. Aku masih ingin berbakti kepada kalian, karena kalian telah merawatku dengan penuh kasih sayang. Jika aku menikah dengan seorang pangeran, pasti aku akan diajak pindah ke istana. Aku tak ingin itu terjadi," jelas Putri Bambu.
Mendengar jawaban itu, kedua orang tuanya merasa sangat senang dan terharu. Mereka pun memeluk Putri Bambu.
Bertahun-tahun berlalu, tak ada satu pun pangeran yang berhasil menjalankan syarat Putri Bambu. Sementara itu, kesehatan ibu Putri Bambu mulai memburuk, hingga akhirnya meninggal dunia. Putri Bambu dan ayahnya sangat bersedih.
Selepas kepergian ibu Putri Bambu, sang ayah pun mulai sakit-sakitan. Melihat keadaan ayahnya yang semakin melemah, Putri Bambu memutuskan untuk menceritakan sebuah rahasia.
"Ayahku, aku memiliki sebuah rahasia. Mungkin waktuku di bumi tak lama lagi, dan Ayah harus mengetahui ini. Sebenarnya, aku adalah seseorang yang diutus dari langit untuk menjaga Ayah dan Ibu. Kalian selalu berbuat baik dan tak pernah lupa berdoa," ujar Putri Bambu.
Mendengar pengakuan Putri Bambu, sang ayah bersedih. Ia tak ingin kehilangan anaknya. Tapi, ia mengerti dengan maksud putrinya menceritakan rahasia itu.
"Anakku, aku tahu mengapa waktumu tak banyak lagi di bumi. Itu karena aku akan meninggalkan dunia ini, bukan? Tugasmu untuk menjagaku dan istriku sudah selesai. Terima kasih, anakku. Terima kasih telah hadir di tengah-tengah keluarga kami," ucap sang ayah.
Tak lama setelah itu, sang ayah meninggal. Putri Bambu sangat sedih.
Beberapa saat kemudian, muncul cahaya yang sangat terang dari langit. Rupanya, cahaya itu yang dulu mengantarkan Putri Bambu ke bumi. Sekarang, cahaya itu menjemput Putri Bambu untuk kembali ke langit. Itulah akhir dari bakti Putri Bambu.
Comments
Post a Comment